Tampilkan postingan dengan label Farmakologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Farmakologi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Februari 2012

Interaksi Obat >> Arsip 2010


Pernah tidak terpikirkan bahwa obat yang kita minum akan saling berinteraksi atau saling mempengaruhi di dalam tubuh?? Dan interaksi ini bukan hanya antara suatu jenis obat dengan obat yang lain tapi juga dapat terjadi antara obat dengan makanan yang kita komsumsi…. Sebenarnya seperti apa interaksi obat itu?? berikut adalah sedikit penjelasannya….

Apa itu interaksi obat???

Interaksi obat (IO) adalah suatu peristiwa dimana terjadi saling mempengaruhi antar obat. Interaksi Obat terjadi jika dua atau lebih macam obat digunakan bersamaan dalam suatu pengobatan. Obat dapat berinteraksi dengan obat lain, makanan, ataupun zat kimia yang masuk dari lingkungan.

Untuk apa kita mengkombinasi obat???

Alasan kombinasi obat antara lain :

  • Meningkatkan efek pengobatan, contohnya pada pengobatan gonorrhoe diberikan penisilin + probenesid 
  • Menurunkan efek toksik atau efek samping, contohnya pada pengobatan asam urat, efek samping berupa iritasi lambung sehingga ditambahkan obat maag 
  • Mengobati beberapa penyakit atau keluhan penyakit yang timbul pada waktu bersamaan 
  • Memperlambat terjadinya resistensi kuman terhadap antimikroba, contohnya pada pengobatan TBC 
  • Memperluas spektrum antibiotika, contohnya cotrimoksazol + Antibiotik lain 
  • Terapi  awal infeksi berat yang diagnosisnya belum jelas
 
Bagaimana efek dari kombinasi obat ???

Berikut adalah jenis efek kombinasi yang timbul dalam Interaksi Obat, antara lain :

Homergisme yaitu 2 obat menghasilkan efek nyata sama

  • Sumasi : jika efek gabungan sama kuat dengan jumlah efek masing-masing.
  • Aditif : efek gabungan sama dengan yang diharapkan bagi obat tersebut,yang bekerja dengan mekanisme sama.

Hetergisme yaitu  2 obat yang salah satunya memiliki efek nyata

  • Sinergisme : Efek gabungan nyata atau lebih besar daripada jika diberikan sendiri-sendiri. 
  • Potensiasi : Efek obat diperkuat oleh obat lain. 
  • Antagonis : Efek obat gabungan lebih kecil daripada jika diberikan sendiri-sendiri atau efek obat diturunkan oleh obat lain.

Nah, ternyata mekanisme dari interaksi obat itu dibedakan atas tiga jenis, diantaranya adalah :

  • Interaksi farmasetik (inkompabilitas)
  • Interaksi farmakokinetik
  • Interaksi farmakodinamik

Interaksi Farmasetik

  • Terjadi di luar tubuh, pada saat pencampuran dan pembuatan sediaan 
  • Terjadi interaksi langsung secara kimia atau fisika (kekeruhan, endapan, perubahan warna, basah dll) yang mengakibatkan inaktivasi obat 
  • Incomp dapat diperkirakan dari sifat fisika-kimia dari obat yang berada dalam kombinasi. Fisika, contohnya : pyramidon + asetosal/vit C, akan basah jika digerus bersama. Cara mengatasinya : bisa diberikan terpisah atau bisa juga dengan cara menggerus pyramidon dengan SL terlebih dahulu lalu asetosal/vit C juga dengan SL, lalu dicampur perlahan. Kimia, contohnya : Na. Karbonat + As.asetat

Interaksi Farmakokinetik

  • Terjadi bila salah satu obat mempengaruhi Absorpsi, Distribusi, Metabolisme dan Ekskresi obat kedua sehingga kadar plasma obat kedua meningkat atau menurun (peningkatan toksisitas atau penurunan efektivitas obat tsb). 
  • Tidak dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan dengan obat yang berinteraksi, sekalipun struktur kimianya mirip (antar obat segolongan terdapat variasi sifat fisika-kimia yang menyebabkan terjadinya variasi sifat farmakokinetik)

Interaksi dalam absorpsi

  • Absorpsi sebagian besar terjadi dalam saluran pencernaan 
  • Usus halus tempat absorpsi utama, absorpsi lebih cepat daripada lambung 
  • Interaksi secara fisika atau kimia antar obat di dalam lumen cerna sebelum absorpsi dapat menganggu proses absorpsi 
  • Cairan saluran cerna yang alkalis (karena antasida) dapat meningkatkan disolusi obat yang bersifat asam, sebaliknya menurunkan kelarutan obat yang bersifat basa 
  • Obat yang memperpendek waktu pengosongan lambung akan mempercepat absorpsi obat lain yang diberikan pada waktu yang sama, cthx: metoklopramid. Sebaliknya obat yang memperpanjang waktu pengosongan lambung akan memperlambat absorpsi obat lain, contohnya: kolinergik, analgesik, diazepam.

Interaksi dalam distribusi

  • Terjadi bila 2 obat yang dapat mengikat protein diberikan bersama-sama 
  • Interaksi dapat berupa pergeseran/pendesakan yang kompetitif maupun non-kompetitif. Penggeseran kompetitif : Bila suatu obat memperebutkan sisi ikatan yang sama pada suatu protein plasma. Obat yang lebih kuat (memiliki afinitas yang lebih besar) yang dapat terikat, sedangkan yang lemah akan tergeser atau terdesak dan penggeseran non-kompeitif : Bila kedua obat terikat pada sisi yang berlainan pada suatu protein plasma namun saling mempengaruhi kekuatan ikatannya

Interaksi dalam metabolisme

  • Metabolisme adalah rangkaian suatu proses perubahan struktur kimia oleh zat di dalam tubuh yang biasanya dikatalisis oleh enzim. 
  • Metabolisme obat yaitu biotransformasi obat. 
  • Umumnya terjadi di hati. 
  • Fungsi utama biotransformasi obat yaitu mengubah obat menjadi senyawa yang lebih polar sehingga cepat terekskresi. 
  • Setiap reaksi metabolisme dikatalisis oleh beberapa enzim yang berbeda spesifitas substrat dan kemampuannya untuk diinduksi. 
  • Tergantung jenis enzim yang diinduksinya, zat penginduksi dapat mempercepat metabolisme beberapa obat, tetapi tidak mempengaruhi metabolisme obat lain. 
  • Bila metabolit hanya sedikit atau tidak mempunyai efek farmakologis maka zat penginduksi mengurangi efek obat. Sebaliknya bila metabolit lebih aktif atau merupakan zat yang toksik maka zat penginduksi meningkatkan efek obat atau tosisitas obat. Contohnya : Rifampisin + Warfarin, dimana warfarin menurun efektivitasnya, Tetrasiklin + Obat KB, dimana obat KB menurun efektivitasnya 
  • Penghambatan metabolisme obat menyebabkan peningkatan kadar plasma obat tsb sehingga meningkatkan efek atau toksisitasnya. 
  • Interkasi obat tersebut kebanyakan terjadi akibat kompetensi antar substrat untuk enzim metabolisme yang sama. Contohnya: Kloramfenikol/fenilbutazon dapat meningkatkan metabolisme Dikumarol.

Interaksi dalam ekskresi       

  • Obat yang tidak mengalami metabolism diekskresikan melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit atau bentuk asalnya. 
  • Obat atau metabolit yang polar diekskresikan lebih cepat daripada yang larut dalam lemak, kecuali pada ekskresi melalui paru-paru. 
  • Pada gangguan fungsi ginjal, ekskresi obat melalui ginjal menurun sehingga dosis perlu diturunkan. 
  • Banyak metabolit yang terbentuk di hati diekskresikan ke dalam usus melalui empedu, kemudian diekskresikan dalam feses. 
  • Gangguan dalam ekskresi melalui empedu terjadi akibat kompetisi obat dengan metabolit untuk system transport sama. Contohnya : Probenesid menurunkan ekskresi rifampisin/indometasin melalui empedu sehingga efek rifampisin/indometasin meningkat.

Interaksi Farmakodinamik

  • Terjadi antara obat-obat yang bekerja pada system reseptor, tempat kerja atau system fisiologis yang sama. 
  • Interaksi terjadi karena saling kompetitif dalam menduduki salah satu reseptor yang sama. 
  • Efek yang terjadi : aditif, sinergis atau antagonis 
  • Dapat diramalkan kejadiaannya 
  • Bila dokter tahu mekanisme kerja obat-obat tersebut dan menggunakan logikanya, interaksi ini dapat dihindari.

Setelah penjelasan singkat di atas, saya harap bisa menggugah kesadaran kita untuk tidak asal mengombinasi obat jika tanpa petunjuk/resep dokter ataupun konsultasi kepada apoteker…. karena akibatnya bisa saja obat-obat yang kita komsumsi tidak menghasilkan efek apa-apa sehingga penyakit yang kita derita tidak sembuh-sembuh atau sebaliknya efeknya menjadi sangat tinggi sehingga berbahaya bagi tubuh…..

Senin, 13 Februari 2012

Sedativa >> Tugas Materia Medika dan Terapi >> Arsip Tahun 2009.

Definisi

Sedatif adalah obat yang menimbulkan depresi ringan susunan saraf pusat (SSP) dan tidak sampai menyebabkan tidur, hanya menjadi lebih tenang karena kepekaan korteks serebri berkurang (Ganiswarna,1981).

Sedatif berfungsi menurunkan aktivitas, mengurangi ketegangan, dan menenangkan penggunanya. Keadaan sedasi juga merupakan efek samping dari banyak obat yang khasiat utamanya tidak menekan SSP, misalnya antikolinergika (Tjay, 2002).

Suatu bahan sedatif (anxiolytic) yang efektif harus dapat mengurangi rasa cemas dan mempunyai efek menenangkan dengan sedikit atau tanpa efek terhadap fungsi-fungsi mental dan motoris. Derajat depresi sistem saraf pusat yang disebabkan oleh suatu sedative harus minimum dengan konsentrasi efikasi terapeutik (Katzung, 2002).

Sabtu, 11 Februari 2012

Obat-Obat untuk Terapi Parkinson >> Farmakologi dan Toksikologi >> Arsip 2008


Definisi

Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf, yang  ditandai dengan adanya tremor pada saat beristirahat, kesulitan untuk memulai pergerakan dan kekakuan otot. Parkinson menyerang sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40 tahun dan sekitar 1 dari 100 orang yang berusia diatas 65 tahun.

Penyebab

Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis.
Jika otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks serebri. Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan diantara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada ganglia basalis adalah dopamin.

Pada penyakit parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin biasanya tidak diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang menyebabkan peradangan otak). Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif lainnya, obat-obatan atau racun mempengaruhi atau menghalangi kerja dopamin di dalam otak. Misalnya obat anti psikosa yang digunakan untuk mengobati paranoia berat dan skizofrenia menghambat kerja dopamin pada sel saraf.

Kamis, 09 Februari 2012

Hepatitis >> Tugas Farmasi Rumah Sakit >> Arsip 2010


Definisi

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Secara populer dikenal juga dengan istilah penyakit hati atau sakit liver. Penyakit hepatitis atau radang hati dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab, seperti  virus (merupakan penyebab yang terbanyak), bakteri misalnya Salmonella typhi, parasit, obat-obatan, bahan kimia alami atau sintesis yang merusak hati (hepatotoksik), alkohol, cacing, atau gizi yang buruk.

Hepatitis yang disebabkan oleh virus memiliki beberapa tahapan (akut, fulminant, dan kronis) tergantung dari durasi atau keparahan infeksi. Yang dimaksud dengan hepatitis akut adalah infeksi virus sistemik yang berlangsung selama kurang dari 6 bulan, dan yang dimaksud dengan Hepatitis kronik adalah gangguan-gangguan yang berlangsung lebih dari 6 bulan dan merupakan kelanjutan dari hepatitis akut. Hepatitis fulminant adalah perkembangan mulai dari timbulnya hepatitis hingga kegagalan hati dalam waktu kurang dari 4 minggu, oleh karena itu hanya terjadi pada bentuk akut.

Secara umum penyakit hepatitis mengenal empat stadium,yaitu :

Masa tunas (inkubasi). Yaitu sejak masuknya virus pertama kali ke dalam tubuh sampai menimbulkan gejala klinis. Masa tunas dari masing-masing penyebab virus hepatitis tidaklah sama. Kerusakan sel-sel hati terutama terjadi pada stadium ini.

Rabu, 08 Februari 2012

Farmakologi


Farmakologi (pharmacology) berasal dari bahasa Yunani, yaitu Pharmacon yang berarti obat dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara sederhana farmakologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang obat. Definisi obat sendiri adalah bahan atau campuran bahan, dimaksudkan digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan dan menyembuhkan  penyakit atau gejala penyakit, luka, atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia.

Pengetahuan yang luas tentang bagaimana obat-obat berinteraksi dengan komponen-komponen dalam tubuh untuk menghasilkan efek-efek terapi disebut dengan istilah farmakologi. Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan segala aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisikanya, kegiatan fisiologi, resorpsi, dan nasibnya dalam organisme hidup. Pada masa lalu farmakologi mencakup semua ilmu pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat-sifat fisik dan kimia, komposisi, efek-efek biokimia dan fisiologi, mekanisme kerja, absorpsi,  biotransformasi, ekskresi, penggunaan lainnya dari obat. Sehingga dengan demikian, farmakologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sangat luas cakupannya.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan untuk menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh manusia khususnya, serta penggunaan pada pengobatan penyakit, disebut farmakologi klinis, farmakologi mencakup beberapa bagian seperti farmakognosi, biofarmasi, farmakokinetika dan farmakodinamika, toksikologi, dan farmakoterapi.

Kamis, 19 Januari 2012

Obat-Obat Antiepilepsi >> Tugas Farmakologi & Toksikologi I (Arsip 2008)

PENDAHULUAN

Definisi
Epilepsi (Yun. = serangan) atau sawan/penyakit ayan adalah suatu gangguan saraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala, biasanya dengan perubahan kesadaran. Penyebabnya adalah aksi serentak dan mendadak dari sekelompok besar sel-sel saraf di otak. Aksi ini disertai pelepasan muatan listrik yang berlebihan dari neuron-neuron tersebut. Lazimnya, pelepasan muatan listrik ini terjadi secara teratur dan terbatas dalam kelompok-kelompok kecil, yang memberikan ritme normal pada elektroencefalogram (EEG). Serangan ini kadang kala bergejala ringan dan (hampir) tidak kentara namun adakalanya bersifat hebat. Pada serangan parsial, hiperaktivitas terbatas hanya pada satu bagian pada kulit otak, sedangkan jika menjalar ke seluruh otak disebut serangan luas (”generalized”). Kira-kira 30% penderita epilepsi mempunyai keluarga dekat yang juga memiliki gangguan konvulsi.

Etiologi dan patofisiologi penyakit
Penyebabnya. Serangan kejang (konvulsi) dapat ditimbulkan oleh hipoglikemi, eclampsi, meningitis, atau encefalitis, juga oleh kecelakaan atau luka di otak, seperti abses, tumor, atau atreriosklerosis pada orang diatas usia 50 tahun, yang dinding pembuluh otaknya telah mengeras. Konvulsi juga dapat dikarenakan keracunan timah hitam atau obat (petidin). Hanya sekitar 20% penderita epilepsi tidak diketahui penyebabnya.

Faktor provokasi. Serangan adakalanya dapat dicetuskan oleh obat, seperti psikofarmaka klorpromazin, imipramin, MAO-blokers, dan asam nalidiskat, juga akibat penyalahgunaan alkohol dan drugs. Faktor lainnya adalah faktor ketegangan psikis (stress), emosi hebat, keletihan, imunisasi, dan demam, atau bila penggunaan obat antikonvulsi dan tranquillizer dihentikan secara mendadak. Kadang-kadang serangan dapat dipicu oleh kilatan cahaya, atau juga oleh layar televisi yang berkilat-kilat.

Dunia Kecil crybabyzz, A Little Wordl with Great Dreams...Hope you'll enjoy it... Gamsa hamida.....!!!! Annyeong.....!!!!