Pernah tidak terpikirkan bahwa obat yang
kita minum akan saling berinteraksi atau saling mempengaruhi di dalam tubuh??
Dan interaksi ini bukan hanya antara suatu jenis obat dengan obat yang lain
tapi juga dapat terjadi antara obat dengan makanan yang kita komsumsi…. Sebenarnya
seperti apa interaksi obat itu?? berikut adalah sedikit penjelasannya….
Apa
itu interaksi obat???
Interaksi
obat
(IO) adalah suatu peristiwa dimana terjadi saling mempengaruhi antar obat. Interaksi
Obat terjadi jika dua atau lebih macam obat digunakan bersamaan dalam suatu
pengobatan. Obat dapat berinteraksi dengan obat lain, makanan, ataupun zat
kimia yang masuk dari lingkungan.
Untuk
apa kita mengkombinasi obat???
Alasan
kombinasi obat antara lain :
- Meningkatkan efek pengobatan, contohnya pada pengobatan gonorrhoe diberikan penisilin + probenesid
- Menurunkan efek toksik atau efek samping, contohnya pada pengobatan asam urat, efek samping berupa iritasi lambung sehingga ditambahkan obat maag
- Mengobati beberapa penyakit atau keluhan penyakit yang timbul pada waktu bersamaan
- Memperlambat terjadinya resistensi kuman terhadap antimikroba, contohnya pada pengobatan TBC
- Memperluas spektrum antibiotika, contohnya cotrimoksazol + Antibiotik lain
- Terapi awal infeksi berat yang diagnosisnya belum jelas
Bagaimana
efek dari kombinasi obat ???
Berikut
adalah jenis efek kombinasi yang timbul dalam Interaksi Obat, antara lain :
Homergisme yaitu 2 obat menghasilkan efek nyata sama
- Sumasi : jika efek gabungan sama kuat dengan jumlah efek masing-masing.
- Aditif : efek gabungan sama dengan yang diharapkan bagi obat tersebut,yang bekerja dengan mekanisme sama.
Hetergisme yaitu 2 obat
yang salah satunya memiliki efek nyata
- Sinergisme : Efek gabungan nyata atau lebih besar daripada jika diberikan sendiri-sendiri.
- Potensiasi : Efek obat diperkuat oleh obat lain.
- Antagonis : Efek obat gabungan lebih kecil daripada jika diberikan sendiri-sendiri atau efek obat diturunkan oleh obat lain.
Nah,
ternyata mekanisme dari interaksi obat itu dibedakan atas tiga jenis,
diantaranya adalah :
- Interaksi farmasetik (inkompabilitas)
- Interaksi farmakokinetik
- Interaksi farmakodinamik
Interaksi Farmasetik
- Terjadi di luar tubuh, pada saat pencampuran dan pembuatan sediaan
- Terjadi interaksi langsung secara kimia atau fisika (kekeruhan, endapan, perubahan warna, basah dll) yang mengakibatkan inaktivasi obat
- Incomp dapat diperkirakan dari sifat fisika-kimia dari obat yang berada dalam kombinasi. Fisika, contohnya : pyramidon + asetosal/vit C, akan basah jika digerus bersama. Cara mengatasinya : bisa diberikan terpisah atau bisa juga dengan cara menggerus pyramidon dengan SL terlebih dahulu lalu asetosal/vit C juga dengan SL, lalu dicampur perlahan. Kimia, contohnya : Na. Karbonat + As.asetat
Interaksi Farmakokinetik
- Terjadi bila salah satu obat mempengaruhi Absorpsi, Distribusi, Metabolisme dan Ekskresi obat kedua sehingga kadar plasma obat kedua meningkat atau menurun (peningkatan toksisitas atau penurunan efektivitas obat tsb).
- Tidak dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan dengan obat yang berinteraksi, sekalipun struktur kimianya mirip (antar obat segolongan terdapat variasi sifat fisika-kimia yang menyebabkan terjadinya variasi sifat farmakokinetik)
Interaksi dalam
absorpsi
- Absorpsi sebagian besar terjadi dalam saluran pencernaan
- Usus halus tempat absorpsi utama, absorpsi lebih cepat daripada lambung
- Interaksi secara fisika atau kimia antar obat di dalam lumen cerna sebelum absorpsi dapat menganggu proses absorpsi
- Cairan saluran cerna yang alkalis (karena antasida) dapat meningkatkan disolusi obat yang bersifat asam, sebaliknya menurunkan kelarutan obat yang bersifat basa
- Obat yang memperpendek waktu pengosongan lambung akan mempercepat absorpsi obat lain yang diberikan pada waktu yang sama, cthx: metoklopramid. Sebaliknya obat yang memperpanjang waktu pengosongan lambung akan memperlambat absorpsi obat lain, contohnya: kolinergik, analgesik, diazepam.
Interaksi dalam
distribusi
- Terjadi bila 2 obat yang dapat mengikat protein diberikan bersama-sama
- Interaksi dapat berupa pergeseran/pendesakan yang kompetitif maupun non-kompetitif. Penggeseran kompetitif : Bila suatu obat memperebutkan sisi ikatan yang sama pada suatu protein plasma. Obat yang lebih kuat (memiliki afinitas yang lebih besar) yang dapat terikat, sedangkan yang lemah akan tergeser atau terdesak dan penggeseran non-kompeitif : Bila kedua obat terikat pada sisi yang berlainan pada suatu protein plasma namun saling mempengaruhi kekuatan ikatannya
Interaksi dalam metabolisme
- Metabolisme adalah rangkaian suatu proses perubahan struktur kimia oleh zat di dalam tubuh yang biasanya dikatalisis oleh enzim.
- Metabolisme obat yaitu biotransformasi obat.
- Umumnya terjadi di hati.
- Fungsi utama biotransformasi obat yaitu mengubah obat menjadi senyawa yang lebih polar sehingga cepat terekskresi.
- Setiap reaksi metabolisme dikatalisis oleh beberapa enzim yang berbeda spesifitas substrat dan kemampuannya untuk diinduksi.
- Tergantung jenis enzim yang diinduksinya, zat penginduksi dapat mempercepat metabolisme beberapa obat, tetapi tidak mempengaruhi metabolisme obat lain.
- Bila metabolit hanya sedikit atau tidak mempunyai efek farmakologis maka zat penginduksi mengurangi efek obat. Sebaliknya bila metabolit lebih aktif atau merupakan zat yang toksik maka zat penginduksi meningkatkan efek obat atau tosisitas obat. Contohnya : Rifampisin + Warfarin, dimana warfarin menurun efektivitasnya, Tetrasiklin + Obat KB, dimana obat KB menurun efektivitasnya
- Penghambatan metabolisme obat menyebabkan peningkatan kadar plasma obat tsb sehingga meningkatkan efek atau toksisitasnya.
- Interkasi obat tersebut kebanyakan terjadi akibat kompetensi antar substrat untuk enzim metabolisme yang sama. Contohnya: Kloramfenikol/fenilbutazon dapat meningkatkan metabolisme Dikumarol.
Interaksi
dalam ekskresi
- Obat yang tidak mengalami metabolism diekskresikan melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit atau bentuk asalnya.
- Obat atau metabolit yang polar diekskresikan lebih cepat daripada yang larut dalam lemak, kecuali pada ekskresi melalui paru-paru.
- Pada gangguan fungsi ginjal, ekskresi obat melalui ginjal menurun sehingga dosis perlu diturunkan.
- Banyak metabolit yang terbentuk di hati diekskresikan ke dalam usus melalui empedu, kemudian diekskresikan dalam feses.
- Gangguan dalam ekskresi melalui empedu terjadi akibat kompetisi obat dengan metabolit untuk system transport sama. Contohnya : Probenesid menurunkan ekskresi rifampisin/indometasin melalui empedu sehingga efek rifampisin/indometasin meningkat.
Interaksi
Farmakodinamik
- Terjadi antara obat-obat yang bekerja pada system reseptor, tempat kerja atau system fisiologis yang sama.
- Interaksi terjadi karena saling kompetitif dalam menduduki salah satu reseptor yang sama.
- Efek yang terjadi : aditif, sinergis atau antagonis
- Dapat diramalkan kejadiaannya
- Bila dokter tahu mekanisme kerja obat-obat tersebut dan menggunakan logikanya, interaksi ini dapat dihindari.
Setelah
penjelasan singkat di atas, saya harap bisa menggugah kesadaran kita untuk
tidak asal mengombinasi obat jika tanpa petunjuk/resep dokter ataupun
konsultasi kepada apoteker…. karena akibatnya bisa saja obat-obat yang kita
komsumsi tidak menghasilkan efek apa-apa sehingga penyakit yang kita derita
tidak sembuh-sembuh atau sebaliknya efeknya menjadi sangat tinggi sehingga
berbahaya bagi tubuh…..
0 komentar:
Posting Komentar