Sedatif adalah obat yang
menimbulkan depresi ringan susunan saraf pusat (SSP) dan tidak sampai
menyebabkan tidur, hanya menjadi lebih tenang karena kepekaan korteks serebri berkurang
(Ganiswarna,1981).
Sedatif berfungsi menurunkan
aktivitas, mengurangi ketegangan, dan menenangkan penggunanya. Keadaan sedasi
juga merupakan efek samping dari banyak obat yang khasiat utamanya tidak
menekan SSP, misalnya antikolinergika (Tjay, 2002).
Suatu bahan sedatif (anxiolytic)
yang efektif harus dapat mengurangi rasa cemas dan mempunyai efek menenangkan
dengan sedikit atau tanpa efek terhadap fungsi-fungsi mental dan motoris.
Derajat depresi sistem saraf pusat yang disebabkan oleh suatu sedative harus
minimum dengan konsentrasi efikasi terapeutik (Katzung, 2002).
Hipnotika atau obat tidur adalah
zat-zat yang dalam dosis terapi diperuntukkan meningkatkan keinginan faali
untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan tidur. Lazimnya obat ini diberikan
pada malam hari. Bilamana zat-zat ini diberikan pada siang hari dalam dosis
yang lebih rendah untuk tujuan menenangkan, maka dinamakan sedative (obat-obat
pereda). Oleh karena itu, tidak ada perbedaan yang tajam antara kedua kelompok
obat ini (Tjay, 2002).
Sedative berkhasiat menekan SSP.
Bila digunakan dalam dosis yang meningkat, suatu sedativum, misalnya
fenobarbital, akan menimbulkan efek berturut-turut peredaan, tidur, dan
pembiusan total (anastesi); sedangkan dosis yang lebih besar lagi; koma,
depresi pernapasan, dan kematian. Bila diberikan berulang kali untuk jangka
waktu yang lama, senyawa ini lazimnya menimbulkan ketergantungan dan ketagihan
(Tjay, 2002).
Pengobatan masalah-masalah tidur
Keluhan insomnia meliputi variasi
yang luas dari masalah tidur yang termasuk kesulitan memulai tidur, sering
terjaga, tidur terlalu singkat, dan tidur yang tidak membuat tubuh menjadi
segar. Insomnia merupakan keluhan serius yang memerlukan evaluasi yang
hati-hati untuk mengetahui penyebabnya (organis, psikologis, situasional, dan
lain-lain) yang kemungkinan dapat ditangani tanpa obat-obat sedatif. Pengobatan
nonfarmakologis yang kadang-kadang berguna, termasuk diet dan latihan yang tepat, menghindari stimulan sebelum tidur,
memastikan tempat tidur yang nyaman, dan istirahat yang teratur setiap malam.
Penggolongan Obat-obat Sedatif (Tjay, 2002) :
- Barbiturat : fenobarbital, butobarbital, suklobarb, dan lain-lain. Penggunaannya sebagai sedative-hipnotika kini praktis sudah ditinggalkan berhubung adanya zat-zat benzodiaepin.
- Benzodiaepin : temazepam, nitrazepam, flurazepam, dan flunitrazepam: triazolam, estazolam, dan midazolam.
Meski
benzodiazepine telah dipilih sebagai bahan untuk menangani sebagian besar
keadaan kecemasan dan insomnia, efek farmakologisnya yang meliputi sedasi dan
rasa kantuk pada siang hari, depresi sinergistik dari sistem saraf pusat dengan
onat-obat lain (terutama alkohol), kemungkinan kebergantungan psikologis dan
fisiologis akibat penggunaan yang berulang kali. Obat-obat anticemas yang
bekerja melalui sistem non-GABA-ergik mungkin kurang memilki kecenderungan
ketergantungan obat. Beberapa nonbenzodiazepin baru, termasuk buspirone,
memiliki karakteristik tersebut (Katzung, 2002).
Selain obat-obat sintesis ataupun
pengobatan nonfarmakologis yang telah disebutkan diatas, sedatif juga dapat
diatasi dengan pengobatan secara tradisional yaitu dengan menggunakan
tumbuhan-tumbuhan obat. Adapun tumbuh-tumbuhan obat yang dimaksud antara lain
sebagai berikut :
Bawang Putih (Allium sativum) (MMI, 1995)
Simplisia : Allii Sativi Bulbus
Bawang putih mengandung Tanin < 1% minyak atsiri,
dialilsulfida, aliin, alisin, enzim aliinase, vitamin A, B, dan C.
Standardisasi simplisia :
Kadar Abu :
Tidak lebih dari 3%
KAdar abu yang
tak larut dalam asam : Tidak lebih dari 1%
Kadar sari
yang larut dalam air : Tidak kurang dari 5%
Kadar sari
yang larut dalam etanol : Tidak kurang dari 4%.
Ki Saat (Valeriana officinalis) (Hariana, 2007)
Simplisia : Valerianae Herba
Beberapa bahan kimia yang terkandung
dalam ki saat diantaranya minyak atsiri yang berisi ester borneol (campuran
asam valerianat, butirat, asetat, dan formiat), terpen, dipenten, terpinoel,
bonilalkohol, alkaloida-alkaloida katinina, dan valerianina, zat penyamak,
lemak serta abu.
Cara penggunaan
Gelisah : Tumbuk sedikit akar kisaat,
lalu tambahkan air minum secukupnya. Saring air, lalu minum sekaligus satu kali
sehari.
Lamtoro (Leucaena glauca) (Hariana, 2007)
Simplisia : Leucaena Folium, Leucaena Semen
Beberapa bahan kimia yang
terkandung dalam daun lamtoro diantaranya protein, lemak, kalsium, fosfor,
besi, serta vitamin (A, B1, dan C). Bijinya mengandung mimosin, leukanin,
protein, dan leukanol.
Cara penggunaan
Susah tidur karena gelisah. Rebus
10 g seluruh tumbuhan lamtoro dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum
sekaligus satu kali sehari saat hangat.
Lenglengan (Indigofera tinctora) (Hariana, 2007)
Simplisia : Indigoferae Folium
Daun lenglengan mengandung
saponin, flavonoid, tannin, dan minyak atsiri.
Cara penggunaan
Gelisah : Cuci bersih 1
lembar daun lenglengan segar, giling halus, lalu tambahkan 1 cangkir air
bersih. Basahi handuk kecil dengan menggunakan air daun lenglengan tersebut
untuk mengompres kepala tiga kali sehari.
Sukar tidur :
Cuci bersih 15 g daun lenglengan segar, lalu rebus dengan 2 gelas air
selama 15 menit. Setelah dingin saring
air rebusan, lalu bagi menjadi 2 bagian untuk diminum pagi dan sore
hari.
Sukar tidur dan rasa gelisah
(untuk isi bantal : Masukkan daun lenglengan kering ke
dalam bantal. Gunakan bantal daun lenglengan untuk tidur seperti menggunakan
bantal biasa.
Kangkung (Ipomoea aquatica) (Dalimartha, 2006)
Simplisia : Ipomoeae aquatica Herba (Herba kangkung)
Kangkung mengandung protein, mineral
(kalsium, fosfor, besi), Vitamin (A, B1, C, karoten), hentriakontan, dan
sitosterol.
Cara penggunaan
Sulit tidur : Cuci batang
dan daun kangkung. Rebus dan makan sebagai lalapan. Bisa juga ditumis dan
dimakan bersama nasi pada waktu makan malam.
Melati (Jasminum sambac) (Hariana, 2007)
Simplisia : Jasmini Herba
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam melati diantaranya asam format, asam asetat, asam benzoat, linalol, asam salisilat, benzyl linalol ester, metyl linalool ester, benzyl alcohol, indol, metyl anthranilate, sesquerterpene, sesquertenalkohol, phytol, isophytal, phytilasetat, hexenil benzoate, metyl palmitat, methyl linoleat, geranine linaloal, jasmon, dan livalylasetat.
Cara penggunaan
Susah tidur : Cuci bersih
1-1,5 g akar melati segar, giling, lalu tambahkan ½ cangkir air matang. Saring
airnya, lalu minum sekaligus satu kali sehari.
Pala (Myristica fragrans) (Hariana,
2007)
Simplisia : Myristica Herba
Beberapa bahan kimia yang
terkandung dalam pala diantaranya saponin, polifenol, flavonoid, dan minyak
terbang.
Cara penggunaan
Susah tidur (insomnia) : Cuci bersih 5 g biji pala, 10 butir biji teratai, dan 5 butir
biji angco yang telah dibuang kulitnya. Rebus semua bahan dengan 600 ml air
sampai tersisa 300 ml. Minum sekaligus satu kali sehari saat hangat, sedangkan
biji teratai dan angconya dapat dimakan.
Sawi Langit (Vernonia cinerea) (Hariana, 2006)
Simplisia: Vernoniae Herba
Cara penggunaan
Insomnia :
Cuci bersih 10-15 g tanaman kering (setara dengan 50 g tanaman segar).
Rebus tanaman dengan 4 gelas air sampai mendidih dan tersisa 2 gelas. Saring
hasil rebusan setelah dingin. Minum ramuan itu 2 kali sehari, masing-masing 1
gelas.
Umyung (Gynura aurantiaca) (Hariana, 2006)
Simplisia : Gynurae folium
Kandungan kimia umyung sudah
diketahui antara lain saponin, flavonoida, dan polifenol.
Cara penggunaan
Penenang :
Sepuluh gram daun segar dicuci bersih, lalu ditumbuk sampai lumat.
Tempelkan di dahi.
Kayu Putih (Melaleuca leucadendron) (Hariana, 2007)
Simplisia : Melaleuca kortex
Kayu putih mengandung lignin,
melaleucin, serta minyak atsiri yang terdiri dari sineol 50-65%,
alpha-terpineol, valeraldehida, dan benzaldehida.
Cara penggunaan
Insomnia :
Potong-potong 9 g kulit kayu putih kering lalu rebus dengan 2 gelas air
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring air rebusannya lalu minum dua
kali sehari masing-masing ½ gelas.
Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius) (Dalimartha, 2006)
Simplisia : Pandanis Folium (Daun Pandan)
Daun Pandan mengandung alkaloida,
saponin, flavonoida, tannin, polifenol, dan zat warna.
Cara penggunaan
Gelisah :
Daun pandan segar sebanyak 2 lembar dicuci lalu diiris tipis-tipis.
Seduh dengan segelas air panas. Setelah dingin disaring, minum sekaligus.
Lakukan 2-3 kali sehari, sampai tenang.
Kubis Bunga (Brassica oleracea) (Dalimartha, 2006)
Simplisia : Brassica botrytis Flos (Kubis bunga)
Kubis bunga mengandung air,
protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium,
Vitamin (A,C, serta sejumlah kecil tiamin, riboflavin, dan niacin). Selain itu,
juga mengandung senyawa sianohidroksibutena (CHB), sulforafan, dan iberin.
Cara penggunaan
Gelisah :
Kubis bunga dapat dimakan langsung sebagai lalap rebus.
Putri Malu (Mimosa pudica) (Dalimartha, 2006)
Simplisia: Mimosae pudicae Herba (Herba putri malu)
Kandungan kimia tannin, mimosin,
dan asam pipekolinat
Cara penggunaan
Sulit tidur :
Cuci 30 g herba putri malu
segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin,
saring dan air saringannya diminum sebelum tidur.
Sediakan bahan segar herba putrid
malu dan sawi langit (masing-masing 15 g), dan 30 g calincing segar (Oxalis
corniculata L.). Cuci bahan-bahan, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa
1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sebelum tidur.
Asam (Tamarindus indica) (Dalimartha,
2006)
Simplisia : Tamarindi Folium (Daun asam)
Daun mengandung sitexin,
isovitexin, orientin, isoorientin, 1-malic acid, tannin, glukosida, dan
peroksidase.
Cara penggunaan
Sulit tidur : Keringkan daun asam dan
digunakan untuk mengisi bantal. Sewaktu tidur, gunakan bantal daun asam tadi
sebagai bantal kepala.
Bunga Pagoda (Clerodendrum japonicum) (Dalimartha, 2006)
Simplisia :
Clerodendri japonica Radix (Akar bunga pagoda), Clerodendri japonici flos
(Bunga pagoda).
Bahan kimia yang terkandung dalam
tumbuhan bunga pagoda belum banyak diketahui (Hariana, 2006)
Cara penggunaan
Susah tidur :
Keringkan akar atau bunga pagoda secukupnya, lalu giling untuk
dijadikan serbuk. Ambil satu sendok the serbuk tadi, lalu masukkan ke dalam
satu sedoki arak manis. Aduk rata, lalu minum sekaligus pada malam hari menjelang
tidur (Dalimartha, 2006).
Susah tidur (insomnia) :
Rebus 30-90 g akar kering dan 15
g jahe dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring air
rebusannya, lalu minum 2 kali sehari masing-masing setengah gelas (Hariana,
2006).
0 komentar:
Posting Komentar