Tumbuhan di muka
bumi kita ini selain terdapat dalam jumlah yang sangat besar juga menunjukkan
keanekaragaman yang sangat besar pula. Jumlah dan keanekaragaman yang sangat
besar itu mendorong manusia yamg mempelajari untuk melakukan penyederhanaan
obyek studi yang berupa tumbuhan yamg beraneka ragam itu melalui klasifikasi
(pengelompokan) dan pemberian nama yang tepat untuk setiap kelompok yang
terbentuk.
Para pakar
menggunakan dasar tertentu dalam mengklasifikasikan makhluk hidup. Tujuannya
adalah agar memudahkan dalam mempelajarinya. Di dalam biologi, cara atau metode
pengklasiikasian makhluk hidup dipelajari dalam cabang ilmu tersendiri. Ilmu
yang mempelajari klasiikasi makhluk hidup disebut taksonomi.
Pembahasan
Makhluk hidup di
dunia ini sangat beragam, mulai dari yang berukuran kecil yang tidak tampak
dengan mata telanjang sampai yang berukuran besar. Untuk memudahkan dalam
mengenal dan mempelajari kehidupannya manusia mengelompokkan makhluk-makhluk
hidup tersebut. Pengelompokan merupakan salah satu upaya dalam klasifikasi.
Klasikasi makhluk
hidup didasarkan pada persamaan atau perbedaan ciri-ciri morfologi, anatomi,
fisiologi, tingkah laku, dan bentuk kromosom. Dalam keanekaragaman tumbuhan
yang amat besar itu ahli-ahli ilmu tumbuhan dapat mengenali adanya unit-unit
atau kelompok-kelompok dengan persamaan siat-siat tertentu, dan setiap unit
yang demikian itulah yang oleh pakar taksonomi disebut suatu takson. Setiap
takson mencakup suatu populasi dengan persamaan sifat tertentu, yang berbeda
menurut jenjangnya. Banyak sedikit persamaan itulah yang dijadikan landasan
penentuan jenjang takson yang bersangkutan. Takson yamg berbeda jenjangnya
disebut dengan istilah berbeda dan ditata mengikuti suatu hierarki tertentu.
Suatu takson yang yang merupaikn suatu populasi terdiri atas individu-individu
dengan sifat-sifat yang sama, sama pula sifa-sifat itu dengan saifat-sifat semua keturunannya
(yang berarti sifat-sifat itu diwariskan dari genarasi ke genarasi), dan
polpulasi itu menempati suatu daerah distribusi tertentu, disebut suatu jenis
(species). Tumbuhan yang sejenis biasanya juga mempunyai jumlah kromosom yang
sama. Takson yang disebut dengan istilah jenis inilah yang dianggap sebagai
unit dasar, sedemikian mendasar, sehingga sadar atau tidak sadar, jika kita
berbicara tentang tumbuhan, yang kita maksud sebenarnya adalah “jenis
tumbuhan”.
Tahapan dalam
klasikasi:
Pengklasifikasian makhluk hidup
dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
Pencanderaan
ciri-ciri makhluk hidup
Proses awal dalam
klasifikasi adalah pencanderaan atau identifikasi ciri-ciri (sifat-sifat)
organisme. Identifikasi dimulai dari ciri-ciri yang nampak dan mudah diamati.
Ciri-ciri yang diamati adalah ciri-ciri morfologi, dan anatomi yang meliputi
bagian-bagian penyusun tubuh.
Pengelompokan
berdasarkan ciri-ciri
Makhluk hidup
dikelompokkan bersamaan dan perbedaan ciri-ciri.
Pemberian nama
takson
Setelah organisme
dikelompokkan berdasarkan ciri-cirinya, proses berikutnya adalah memberi nama
takson tersebut. Setelah semua makhluk hidup diberi nama dan dikelompokkan
dalam takson-takson barulah disusun sistem klasifikasinya.
Dasar-dasar klasifikasi :
Pengklasifikasian
makhluk hidup dapt dilakukan dengan berbagai cara, asalkan memiliki dasar dan tujuan
yang jelas. Suplir misalnya dapt dikelompokkan bersama dengan bunga matahari
sebagai kelompok tanaman hias. Suplir juga dapat dikelompokkan bersama dengan
semanggi sebagai kelompok tumbuhan paku-pakuan.
Ada beberapa dasar
dari klasifikasi yang dilakukan para pakar. Klasifikasi itu dilakukan berdasar
kepada hal-hal berikut ini.
Mamfaat
Makhluk hidup
dikelompokkan berdasarkan mamfaatnya. Penelompokkan ini adalah yang paling tua,
yaitu sejak manusia bergantung pada tumbuhan dan hewan untuk hidupnya. Misalnya
tumbuhan diklasifikasikan menjadi kelompokn tumbuhan penghasil pangan,
penghasil bahan sandang, untuk obat-obatan. Klasifikasi seperti ini sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Habitus
Habitus (perawakan) dapat pula dijadikan dasar pengelompokan. Misalnya tumbuhan diklasifikasikan dengan nama kelompok pohn, perdu, semak, tumbuhan memanjat, dan terna.
Sifat-sifat
morfologi
Pengelompokkan
makhluk hidup dapat dilakukan berdasarkan sifat-sifat morfologi yang dimiliki.
Misalnya tumbuhan digolongkan atas dasar warna bunga, masa berbunga, bentuk
daun, dan daerah penyebarannya.
Filogenik
Klasifikasi modern
berdasarkan filogeni, yang disusun dengan melihat keturunan dan hubungan
kekerabatan. Dengan asumsi bahwa makhluk hidup yang berkerabat dekat memiliki
banyak persamaan ciri-ciri, sedangkan yang berkerabat jauh memiliki sedikit
persamaan ciri-ciri.
Ciri-ciri yang
diamati terdiri atas ciri-ciri morfologi, baik bentuk dalam maupun bentuk luar, dan ciri-ciri fisiologi, yang meliputi proses
biokimia dalam tubuh dan bentuk kromosom.
Beberapa jenis
dengan persamaan sifat-sifat tertentu (biasanya persamaan mengenai struktur
alat reproduksinya) membentuk suatu takson yang menurut hierarki diberi kedudukan
dan jenjang yang lebih tinggi yang disbut dengan istilah marga (genus). Setiap
marga diberi nama seperti halnya setiap jenis. Demikian selanjutnya
berturut-turut sejumlah marga dijadikan satu suku (familia), yang masing-masing
diberi nama yang berbeda-beda pula. Beberapa suku dijadikan satu bangsa (ordo),
beberapa bangsa menjadi satu kelas (classis) dan seterusnya. Dalam taksonmi
tumbuhan, dengan cara itu lazimnya dibedakan 6
jenjang takson atau kategori (istilah kategori ini lazim dipakai dalam
taksonomi hewan) yaitu menurut hierarki dari bawah ke atas disebut dengan
istilah : jenis (species), marga (genus), suku (familia), bangsa (ordo), kelas
(classis), dan divisi (divisio).
Mengenai jumlah
urutan hierarki takson dan istilah-istilah yang digunakan untuk menyebutnya,
demikian pula mengenai nama yang diberikan kepada setiap takson tumbuhan, kita
kenal istilah dan nama biasa serta istilah dan nama ilmiah.
Istilah dan nama
biasa diberikan dalam bahasa yang digunakan dalam komunikasi antar orang awam
dalam kehidupan sehari-hari . Dapat dimengerti bahwa yang dipakai adalah bahasa
yang berlaku dalam lingkungan yang terbatas atau bersifat setempat. Oleh sebab
itu, istilah dan nama yang sering pula dikatakan hanya bersifat lokal atau
setempat.
Untuk komunikasi
antar ilmuwan, digunakan istilah dan nama ilmiah yang bersiat universal dan
berlaku serta dapat dimengerti oleh siapa saja yang berkecimpung dalam dunia
ilmu pengetahuan. Istilah dan nama ilmiah, khususnya yang menyangkut
takson-takson tumbuhan diatur dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (International Code of
Botanical Nomenclatur) yang merupakn kesepakatan ahli-ahli ilmu tumbuhan
seluruh dunia melalui penetapan dalam kongres-kongres internasionalnya yang
diadakan lima tahun sekali.
Nama-nama biasa,
yaitu nama yang digunakan dalam percakapan sehari-hari baik oleh orang awam
maupun para ilmuwan.
Dalam klasifikasi
ini diperlukan metode penamaan (nomen catur) untuk memberi nama suatu kelompok
organisme tertentu.
Penamaan
dimaksudkan untuk empat tujuan berikut ini:
membedakan antara
satu kelompok dwengan kelompok yang lain
menyusun hubungan
kekerabatan antarkelompok
memudahkan dalam
mengenal ciri-ciri kelompok
menunjukkan
tingkatan dalam taksonomi.
Di biologi, ada
ketentuan dalam memberi nama suatu spesies. Carolus Linnaeus (1707-1778)
memberi nama spsies dengan 2 kata yang diambil dari bahasa latin atau
dilatinkan. Pemberian nama dengan 2 kata itu dikenal dengan istilah binomial
nomenclature (tatanama binomial). Ketentuan penamaan tersebut adalah sebagai
berikut.
- nama spesies terdiri dari dua kata dalam bahasa latin atau dilatinkan. Cntoh nama yang dilatinkan Bambusa spinosa (bambu berduri), Carica papaya (pepaya).
- Nama depan menunjukkan nam genus oleh sebab itu huruf pertama menggunakan huruf besar. Misalnya: Bambusa, Carica.
- Nama belakang merupakan nama spesifik atau penunjuk jenis yang huruf awalnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: spinosa, papaya, sativa.
- Nama spesies dicetak miring atau digaris bawah. Tuluannya agar nama-nama itu di dalam teks mudah terbaca.
0 komentar:
Posting Komentar