Sabtu, 11 Februari 2012

Obat-Obat untuk Terapi Parkinson >> Farmakologi dan Toksikologi >> Arsip 2008


Definisi

Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf, yang  ditandai dengan adanya tremor pada saat beristirahat, kesulitan untuk memulai pergerakan dan kekakuan otot. Parkinson menyerang sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40 tahun dan sekitar 1 dari 100 orang yang berusia diatas 65 tahun.

Penyebab

Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis.
Jika otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks serebri. Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan diantara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada ganglia basalis adalah dopamin.

Pada penyakit parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin biasanya tidak diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang menyebabkan peradangan otak). Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif lainnya, obat-obatan atau racun mempengaruhi atau menghalangi kerja dopamin di dalam otak. Misalnya obat anti psikosa yang digunakan untuk mengobati paranoia berat dan skizofrenia menghambat kerja dopamin pada sel saraf.


Gejala

Penyakit Parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang secara perlahan. Pada banyak penderita, pada mulanya parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur. Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah,kening dan kelopak mata. pada sepertiga penderita, tremor bukan merupakan gejala awal; pada penderita lainnya tremor semakin berkurang sejalan dengan berkembangnya penyakit dan sisanya tidak pernah mengalami tremor. Penderita mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan kesulitan dalam memulai suatu pergerakan bisa menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot kecil di tangan seringkali mengalami gangguan, sehingga pekerjaan sehari -hari (misalnya mengancingkan baju dan mengikat talisepatu)semakinsulitdilakukan. Penderita mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkali berjalan tertatih-tatih dimana lengannya tidak berayunsesuaidenganlangkahnya. Jika penderita sudah mulai berjalan, mereka mengalami kesulitan untuk berhenti atau berbalik. Langkahnya bertambah cepat sehingga mendorong mereka untuk berlari kecil supaya tidak terjatuh. Sikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit mempertahankan keseimbangan sehingga cenderung jatuh ke depan atau ke belakang. Wajah penderita menjadi kurang ekspresif karena otot-otot wajah untuk membentu kekspresi tidak bergerak. Kadang berkurangnya ekspresi wajah ini disalah artikan sebagai depresi, walaupun memang banyak penderita parkinson yang akhirnya mengalami depresi. Pandangan tampak kosong dengan mulut terbuka dan matanya jarang mengedip. Penderita seringkali ileran atau tersedak karena kekakuan pada otot wajah dan tenggorokan menyebabkan kesulitan menelan. Penderita berbicara sangat pelan dan tanpa aksen (monoton) dan menjadi gagap karena mengalami kesulitan dalam mengartikulasikan fikirannya. Sebagian besar penderita memiliki intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun.

OBAT-OBAT PARKINSON

Anti Parkinson. Obat anti Parkinson digunakan untuk penyakit parkinson. Penyakit  Parkinson merupakan suatu sindrom dengan gejala utama berupa trias gangguan neuromuskular; Tremor, Rigiditas, Akinesia (hipokinesia) disertai kelainan postur tubuh dan gaya berjalan.Penyakit Parkinson bisa diobati dengan berbagai obat, seperti Levodopa, Carbidopa, Bromokriptin, Antikolinergik (Triheksifenidil), anti depresi (Pramipexole), Entacapone.

Obat anti Parkinson terdiri atas empat golongan, diantaranya :

Obat Dopaminerik sentral : Prekursor DA (Levodopa) dan Agonis DA (Bromokriptin, apomorfin, ropinirol, pramipreksol)

Levodopa.

Pengobatan dasar untuk Parkinson adalah Levodopa- Karbidopa. Penambahan Karbidopa dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas Levodopa di dalam otak dan untuk mengurangi efek Levodopa yang tidak diinginkan di luar otak. Kini ada kombinasi tiga obat selain Levodopa dan Karbidopa juga ditambahkan Entacapone. Dimana fungsi Entacapone membantu kerja kedua obat tersebut dengan memperlancar masuknya kedua obat tersebut ke otak. 

Mekanisme Kerja. Di dalam otak Levodopa dirubah menjadi Dopamin. Pengubahan levodopa menjadi dopamin membutuhkan adanya dekarboksilase asam L-amino aromatik.

Dosis. Oral semula 2-3 dd 125 mg d.c. dan dinaikkan setiap 2-4 hari dengan 125-250 mg sampai tercapai dosis pemeliharaan  dari   2,5 – 7 g sehari.

Efek samping. Yang paling sering terjadi adalah mual, muntah dan anoreksia. Pada permulaan terapi juga dapat timbul hipotensi ortostatis dan gangguan pusat ringan seperti gelisah, rasa takut, bingung dan pikiran kacau.

Interaksi Obat. Piridoksin, sebagai ko-enzim, mempercepat perombakan perifer levodopa dengan jalan memperkuat  kegiatan dekarboksilase.

Bromokriptin.

Bromokriptin merupakan prototip kelompok ergolin yaitu alkaloid ergot yang bersifat dopaminergik, yang dikelompokkan sebagai ergolin.

Mekanisme Kerja. Bromokriptin merangsang reseptor dopeminergik. Obat ini lebih besar afinitasnya terhadap reseptor D2 dan merupakan antagonis reseptor D1. organ yang dipengaruhi ialah yang memilki reseptor dopamin yaitu SSP, kardiovaskular, poros hipotalamus dan saluran cerna.

Dosis. Terapi dengan bromokriptin dimulai dengan dosis 1,25 mg, dua kali sehari. Kemudian dosis dinaikkan sampai efek terapi tercapai atau timbul efek samping. Obat sebaiknya diberikan dengan makanan. Peningkatan dosis dilakukan setiap 2-4 minggu sebanyak 2,5 mg/hari. Dosis optimum kira-kira 45 mg sehari (20-75 mg) yang dapat dicapai dalam kira-kira 6 minggu (2-15 minggu).

Efek samping. Efek samping bromokriptin memperlihatkan variasi individu yang nyata. Gangguan psikis berupa halusinasi penglihatan dan pendengaran lebih sering ditemukan dibandingkan dengan pemberian levodopa. Efek samping yang jarang-jarang terjadi adalah eritromelalgia, kemerahan, nyeri, panas dan edema ditungkai bawah.

Interaksi Obat. Pemberian obat bersama antasid atau makanan, mengurangi mual yang berat. Antipsikotropika dan metoklorpromida sebagai antagonis dopamin, dapat mengurangi efeknya.

Obat antikolinergik sentral :

Senyawa antikolinergik sentral: triheksifenidil, biperidin, sikrimin, prosiklidin, benzotropin mesilat, dan karamifen,

Senyawa antihistamin : Difenhidramin,  klorfenoksiamin, orfenadrin, dan fenindamin.

Derivat fenotiazin : etopropazin, prometazin, dan dietazin

Antikolinergik merupakan obat alternatif levodopa dalam  pengobatan parkinsonisme. Prototip kelompok ini adalah triheksifenidil. Termasuk dalam kelompok ini adalah biperidin, prosiklidim, benzotropin, dan antihistamin.

Mekanisme Kerja. Dasar kerja obat ini adalah mengurangi efektivitas kolinergik yang berlebihan di ganglia basal.

Dosis. Triheksifenidil (2 mg, 2-3 kali sehari), Biperidin HCL atau laktat (0,5 – 2 mg, 2-4 kali sehariZ), Prosiklidin (5 mg, 2 -3 kali sehari), Benzotropin mesilat (0,5 – 1 m/hari diberikan pada malam hari).

Efek samping. Antiparkinson kelompok antikolinergik menimbulkan efek samping sentral dan perifer. Efek samping sentral dapat berupa gangguan neurologik yaitu : ataksia, disartria, hipertermia, gangguan mental, pikiran kacau, amnesia, delusi, halusinasi, somnolen, dan koma.

Interaksi Obat. Obat parkinson dapat melawan atau meniadakan efek antipsikotika dan bisa mencetuskan gejala psikosi pada pasien yang ditangani dengan dua obat. Dengan demikian dianjurkan untuk menurunkan dosis obat parkinson. Sebaliknya antidepresiva dapat memperkuat efek kognitif dar antikolinergika.

Obat Dopamino-antikolinergik : Amantadin dan Antidepresan trisiklik

Amantadin

Amantadin adalah antivirus yang digunakan terhadap influenza Asia. Secara kebetulan penggunaan amantandin pada seorang pasien yang menderita influenza yang juga menderita Parkinson memperlihatkan perbaikan gejala neurologik. Kenyataan ini merupakan titik tolak penggunaan amantandin.

Mekanisme kerja. Amantandin diduga meningkatkan aktivitas dopaminergik serta menghambat aktivitas kolinergik di korpus striatum. Amantandin membebaskan DA dari ujung saraf dn menghambat ambilan prasinaptik DA, sehingga memperpanjang waktu paruh DA di sinaps.

Dosis. Pemberian amnatandin dimulai dengan 100 mg per hari. Jika pasien cukup toleran setelah 1 minggu dosis dapat ditambah menjadi dua kali 100 mg sehari dan kemudian menjadi 3 kali 100 mg.

Efek samping. Efek samping amantandin menyerupai gejala intoksikasi atropin. Gejala yang dapat timbul adalah depresi, gelisah, insomnia, pusing, gangguan saluran cerna, mulut kering dan dermatitis.

Penghambat MAO-B : Selegilin

Selegilin merupakan penghambat monoamin oksidase-B (MAO-B) yang relatif spesifik. Saat ini dikenal dua bentuk penghambat MAO, tipe A yang terutama berhubungan dengan deaminasi oksidatif norepinefrin dan serotonin, tipe B yang memperlihatkan aktivitas terutama pada dopamin.

Mekanisme kerja. Selegilin menghabat deaminasi dopamin sehingga kadar dopamin sehingga kadar dopamin diujung saraf dopaminergik lebih tinggi. Selain itu, ada hipotesis yang mengemukakan bahwa selegilin mungkin mencegah pembentukan neurotoksin endogen yang membutuhkan aktivasi oleh MAO-B.

Dosis. Selegilin dengan dosis 10 mg per hari dapat terterima dengan baik.

Efek samping. Efek samping berat tidak dilaporkan terjadi, efek samping kardoivaskuler jelas kurang dari penghambat MAO-A. Hipotensi, mual, kebingungan dan psikosis pernah dilaporkan.

Obat-obatan untuk mengobati penyakit Parkinson :

Obat
Aturan Pemakaian
Keterangan
Levodopa
(dikombinasikan dengan karbidopa)
Merupakan pengobatan utama untuk parkinson. Diberikan bersama karbidopa untuk meningkatkan efektivitasnya & mengurangi efek sampingnya
Mulai dengan dosis rendah, yg selanjutnya ditingkatkan sampai efek terbesar diperoleh
Setelah beberapa tahun digunakan, efektivitasnya bisa berkurang
Bromokriptin atau pergolid
Pada awal pengobatan seringkali ditambahkan pada pemberian levodopa untuk meningkatkan kerja levodopa atau diberikan kemudian ketika efek samping levodopa menimbulkan masalah baru
Jarang diberikan sendiri
Seleglin
Seringkali diberikan sebagai tambahan pada pemakaian levodopa
Bisa meningkatkan aktivitas levodopa di otak
Obat antikolinergik (benztropin & triheksifenidil), obat anti depresi tertentu, antihistamin (difenhidramin)
Pada stadium awal penyakit bisa diberikan tanpa levodopa, pada stadium lanjut diberikan bersamaan dengan levodopa, mulai diberikan dalam dosis rendah
Bisa menimbulkan beberapa efek samping
Amantadin
Digunakan pada stadium awal untuk penyakit yg ringan
Pada stadium lanjut diberikan untuk meningkatkan efek levodopa
Bisa menjadi tidak efektif setelah beberap bulan digunakan sendiri


Sumber :
Gunawan, Sulistia, 2007. Farmakologi dan Terapi edisi V. Fakultas  Kedokteran Universitas Indonesia : jakarta.
Katzung, G, Bertram, 2002. Farmakologi dasar dan klinik. PT. Salemba Medika : Jakarta.
Tjay, Hoan Tjay, 2002. Obat-Obat Penting Edisi V. PT. Elex Media Komputindo Gramedia : Jakarta.


0 komentar:

Posting Komentar

Dunia Kecil crybabyzz, A Little Wordl with Great Dreams...Hope you'll enjoy it... Gamsa hamida.....!!!! Annyeong.....!!!!