Rabu, 08 Februari 2012

Farmakologi


Farmakologi (pharmacology) berasal dari bahasa Yunani, yaitu Pharmacon yang berarti obat dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara sederhana farmakologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang obat. Definisi obat sendiri adalah bahan atau campuran bahan, dimaksudkan digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan dan menyembuhkan  penyakit atau gejala penyakit, luka, atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia.

Pengetahuan yang luas tentang bagaimana obat-obat berinteraksi dengan komponen-komponen dalam tubuh untuk menghasilkan efek-efek terapi disebut dengan istilah farmakologi. Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan segala aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisikanya, kegiatan fisiologi, resorpsi, dan nasibnya dalam organisme hidup. Pada masa lalu farmakologi mencakup semua ilmu pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat-sifat fisik dan kimia, komposisi, efek-efek biokimia dan fisiologi, mekanisme kerja, absorpsi,  biotransformasi, ekskresi, penggunaan lainnya dari obat. Sehingga dengan demikian, farmakologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sangat luas cakupannya.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan untuk menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh manusia khususnya, serta penggunaan pada pengobatan penyakit, disebut farmakologi klinis, farmakologi mencakup beberapa bagian seperti farmakognosi, biofarmasi, farmakokinetika dan farmakodinamika, toksikologi, dan farmakoterapi.


Farmakognosi mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang bersumber dari tanaman dan zat-zat aktifnya, begitu pula yang berasal dari hewan dan mineral. Pada dasawarsa terakhir peranannya sebagai sumber obat-obat baru berdasarkan penggunaannya secara empiris telah menjadi semakin penting. Banyak fytoterapeutika (Yun phyto : tanaman) baru telah mulai digunakan lagi. Misalnya Tingtuta Echinaceae (penguat daya tangkis), Ekstrak Gingko biloba (penguat memori), bawang putih (antikolesterol), Tingtur hyperici (antidepresi) dan Ekstrak Feverfew (Chrysanthemum parthenium) sebagai obat pencegah migrain.

Biofarmasi meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya. Dengan kata lain, dalam bentuk sediaan mana obat harus dibuat agar menghasilkan efek yang optimal. Ketersediaan hayati obat dalam tubuh untuk diresorpsi dan untuk melakukan efeknya juga dipelajari (farmaceutical dan biological availability). Begitu juga kesetaraan terapeutis dari sediaan yang mengandung zat aktif sama (therapeutic equivalence).

Farmakoninetika meneliti perjalanan obat. Proses ini mulai dari masuknya obat ke dalam tubuh sampai dikeluarkan kembali keluar tubuh. Proses ini berkaitan dengan absorpsi, distribusi, metabobisme atau biotransformasi, dan ekskresi obat. Singkatnya farmakokinetika mempelajari segala sesuatu tindakan yang dilakukan tubuh terhadap obat.

Farmakodinamik berkaitan dengan efek-efek obat, bagaimana mekanisme kerjanya dan organ-organ apa yang terpengaruhi. Secara umum, farmakodinamik diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari efek-efek biokimia dan fisiologi obat serta mekanisme obat tersebut di dalam tubuh. Sedangkan secara khusus farmakodinamik mempelajari interaksi molekular antara obat dan unsur-unsur tubuh yang setelah melalui serentetan kejadian akan menghasilkan respon farmakologik. Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam farmakodinamik yakni mekanisme kerja obat, hubungan antara struktur dan aktivitas serta hubungan antara dosis obat dengan respon. Singkatnya farmakodinamika mencakup semua efek yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh.

Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh dan sebetulnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika, karena efek terapeutis obat berhubungan erat dengan efek toksisnya. Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme.

Farmakoterapi mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejalanya. Penggunaan ini berdasarkan atas pengetahuan tentang hubungan antara khasiat obat dan sifat fisiologi atau mikrobiologinya di satu pihak dan penyakit di pihak lain. Adakalanya berdasarkan pula atas pengalaman yang lama (dasar empiris). Fytoterapi menggunakan zat-zat dari tanaman untuk mengobati penyakit.
  


0 komentar:

Posting Komentar

Dunia Kecil crybabyzz, A Little Wordl with Great Dreams...Hope you'll enjoy it... Gamsa hamida.....!!!! Annyeong.....!!!!