Jumat, 10 Februari 2012

Minyak Menguap >> Tugas Farmakognosi >> Arsip 2009


PENDAHULUAN

Sejak dahulu orang telah mengenal berbagai jenis tanaman yang memiliki bau spesifik. Bau tersebut ditimbulkan oleh tanaman, baik dari batang, daun, rimpang atau keseluruhan bagian tanaman. Bau khas tsb, ternyata ditimbulkan secara biokimia sejalan dengan perkembangan proses hidupnya sebagai suatu produk metabolit sekunder yang disebut minyak atsiri. Minyak ini dihasilkan oleh sel tanaman atau jaringan tertentu dari tanaman secara terus menerus sehingga dapat memberi ciri tersendiri yang berbeda-beda antara tanaman satu dengan tanaman lainnya. Minyak ini bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun oleh gabungan dari berbagai senyawa pencetus bau lainnya yang jenis, sifat dan khasiatnya berbeda.

Minyak atsiri disebut juga minyak essensial, istilah essential dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya.

Minyak atsiri yang disebut juga minyak eteris atau minyak terbang banyak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemajuan teknologi di bidang minyak atsiri maka usaha penggalian sumber-sumber minyak atsiri dan pendayagunaannya dalam kehidupan manusia semakin meningkat. Minyak atsiri tersebut digunakan sebagai bahan pengharum atau pewangi pada makanan, sabun, pasta gigi, wangi-wangian dan obat-obatan. Untuk memenuhi kebutuhan itu, sebagian besar minyak atsiri diambil dari berbagai jenis tanaman penghasil minyak atsiri.


Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa proses metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air. Minyak tersebut disintesis dalam sel kelenjar pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin, misalnya minyak terpentin dari pohon pinus. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman dapat juga terbentuk dari hasil degradasi trigliserida oleh enzim atau dapat dibuat secara sintesis.

Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) serta beberapa persenyawaan kimia yang mengandung unsur unsur nitrogen (N) dan belerang (5). Umumnya komponen kimia dalam minyak atsiri terdiri dari campuran hidrokarbon dan turunannya yang mengandung oksigen yang disebut dengan terpen atau terpenoid. Terpen merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh dan satuan terkecil dalam molekulnya disebut isopren (CsHa). Senyawa terpen mempunyai rangka karbon yang terdiri dari 2 atau lebih satuan isopren. Klassifikasi dari terpen didasarkan atas jumlah satuan isopren yang terdapat dalam molekulnya yaitu : monoterpen, seskuiterpen, diterpen, triterpen, tetraterpen dan politerpen yang masing-masing terdiri dari 2,3.4. 6. 8 dan n satuan isoprene.
Rantai molekul terpen dalam minyak atsiri merupakan rantai terbuka (terpen alifatis) dan rantai melingkar (terpen siklis).

Minyak atsiri adalah campuran berbagai persenyawaan organik yang mudah menguap, mudah larut dalam pelarut organik serta mempunyai aroma khas sesuai dengan jenis tanamannya. minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan, parfum, minuman, penyedap makanan dan pestisida. Berdasarkan unsur penyusunnya, komponen minyak atsiri terdiri atas dua golongan yaitu golongan hidrokarbon dan “oxygenated hydrocarbon”.

Klasifikasi Minyak Atsiri Hidrokarbon

Hydrocarbon/hidrokarbon memiliki unsur-unsur hidrogen (H) dan karbon (C). Hidrokarbon terdiri atas senyawa terpene. Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak atsiri sebagian besar terdiri atas:

  • monoterpen (2 unit isoprene), 
  • sesquiterpen (3 unit isoprene), 
  • diterpen (4 unit isoprene), 
  • politerpen, 
  • parafin, 
  • olefin dan 
  • hidrokarbon aromatik.

Komponen hidrokarbon yang dominan menentukan bau dan sifat khas dari setiap jenis minyak, sebagai contoh minyak jeruk mengandung 90% limonen. Oxygeneted Hydrocarbon mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Yang termasuk oxygeneted hydrocarbon adalah persenyawaan alkohol, aldehida, keton, oksida, ester dan eter. Ikatan karbon dalam oxygeneted hydrocarbon ada yang jenuh dan ada yang tidak jenuh.

Minyak terpentin merupakan salah satu minyak atsiri golongan hidrokarbon yang dihasilkan diIndonesia dan diekspor sebagai salah satu sumber devisa. Salah satu komponen utama penyusun minyak terpentin adalah α -pinena yang bervariasi dari 70-85%. Perlu dilakukan derivatisasi α -pinena sehingga dapat lebih bermanfaat dan bernilai ekonomi lebih tinggi, misalnya sebagai bahan baku obat-obatan dan parfum. Pada umumnya minyak terpentin tersusun oleh campuran isomer tidak jenuh, hidrokarbon monoterpena bisiklis (C10H16) yaitu (a) α-pinena, (b) β-pinena, (c) Δ –karena, dan (d) d-longifolena.

Minyak terpentin dapat digunakan dalam berbagai macam bidang industri. Kegunaan minyak terpentin dapat dijelaskan sebagai berikut :

  • Minyak terpentin dalam industri kimia dan farmasi seperti dalam sintesis kamfer, terpineol dan terpinil asetat. 
  • Minyak terpentin dapat digunakan sebagai thiner (pengencer) dalam industry cat dan pernis. 
  • Minyak terpentin juga digunakan dalam industri perekat dan pelarut lilin.

α-Pinena

α-Pinena atau 2,6,6-trimetil bisiklo [3.1.1]-2-heptena dengan rumus   molekul C10H16 adalah cairan yang tidak berwarna dengan bau karakteristik seperti terpentin. Rumus strukturnya terdiri atas dua cincin yaitu siklobutana dan sikloheksena, maka dari itu α-pinena termasuk bisiklis. α-Pinena merupakan senyawa monoterpena, yaitu senyawa hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai 10 atom karbon dimana satuan terkecil dalam molekulnya disebut isoprena. α-Pinena mempunyai kegunaan yang penting sebagai pembuat lilin, sintesis kamfer, pembuatan geraniol dan sebagainya.

Identifikasi dan Isolasi/Preparasi Minyak atsiri.

Salah satu cara identifikasi komponen minyak atsiri adalah dengan kromatografi gas (GC). Kromatografi gas adalah tehnik pemisahan suatu persenyawaan yang mudah menguap didasarkan pada distribusi antara dua fasa yaitu fasa tetap (stationer) dan fasa bergerak (mobil).

Identifikasi kandungan minyak atsiri dari suatu tanaman dapat diketahui melalui bau dan rasa. Identifikasi secara kimia dapat dilakukan dengan pemberian satu tetes asam sulfat pekat pada serbuk buah simplisia akan memberi warna ungu kemerahan.

Ekstraksi. untuk mendapatkan minyak atsiri dapat dilakukan dengan cara destilasi  . Destilasi atau penyuliangan adalah suatu proses penguapan yang diikuti pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih tinggi). Pada metode ini uap air digunakan untuk menyari simplisia dan dengan adanya pemanasan kecil uap air tersebut menguap kembali bersama minyak menguap dan dikondensasikan oleh kondensor sehingga terbentuk molekul – molekul air yang menetes ke dalam corong pisah penampung yang telah diisi dengan air. Penyulingan dilanjutkan hingga sempurna.

Biosintesis minyak atsiri hidrokarbon

Secara umum, biosintesa dari terpenoid dengan terjadinya 3 reaksi dasar yaitu :

  • Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat 
  • Penggabungan kepala dan ekor dua unit isoprene akan membentuk mono-, sesqui, di-, sester-, dan poli-terpenoid. 
  • Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan steroid.


0 komentar:

Posting Komentar

Dunia Kecil crybabyzz, A Little Wordl with Great Dreams...Hope you'll enjoy it... Gamsa hamida.....!!!! Annyeong.....!!!!