Sejak dahulu
orang telah mengenal berbagai jenis tanaman yang memiliki bau spesifik. Bau tersebut
ditimbulkan oleh tanaman, baik dari batang, daun, rimpang atau keseluruhan
bagian tanaman. Bau khas tsb, ternyata ditimbulkan secara biokimia sejalan
dengan perkembangan proses hidupnya sebagai suatu produk metabolit sekunder
yang disebut minyak atsiri. Minyak ini dihasilkan oleh sel tanaman atau
jaringan tertentu dari tanaman secara terus menerus sehingga dapat memberi ciri
tersendiri yang berbeda-beda antara tanaman satu dengan tanaman lainnya. Minyak
ini bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun oleh gabungan dari
berbagai senyawa pencetus bau lainnya yang jenis, sifat dan khasiatnya berbeda.
Minyak atsiri
disebut juga minyak essensial, istilah essential dipakai karena minyak atsiri
mewakili bau dari tanaman asalnya.
Minyak
atsiri yang disebut juga minyak eteris atau minyak terbang banyak diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemajuan teknologi di bidang minyak atsiri
maka usaha penggalian sumber-sumber minyak atsiri dan pendayagunaannya dalam
kehidupan manusia semakin meningkat. Minyak atsiri tersebut digunakan sebagai
bahan pengharum atau pewangi pada makanan, sabun, pasta gigi, wangi-wangian dan
obat-obatan. Untuk memenuhi kebutuhan itu, sebagian besar minyak atsiri diambil
dari berbagai jenis tanaman penghasil minyak atsiri.
Minyak
atsiri merupakan salah satu hasil sisa proses metabolisme dalam tanaman, yang
terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air.
Minyak tersebut disintesis dalam sel kelenjar pada jaringan tanaman dan ada
juga yang terbentuk dalam pembuluh resin, misalnya minyak terpentin dari pohon
pinus. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman dapat juga terbentuk dari
hasil degradasi trigliserida oleh enzim atau dapat dibuat secara sintesis.
Minyak
atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk
dari unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) serta beberapa persenyawaan
kimia yang mengandung unsur unsur nitrogen (N) dan belerang (5). Umumnya
komponen kimia dalam minyak atsiri terdiri dari campuran hidrokarbon dan
turunannya yang mengandung oksigen yang disebut dengan terpen atau terpenoid. Terpen
merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh dan satuan terkecil dalam
molekulnya disebut isopren (CsHa). Senyawa terpen mempunyai rangka karbon yang
terdiri dari 2 atau lebih satuan isopren. Klassifikasi dari terpen didasarkan
atas jumlah satuan isopren yang terdapat dalam molekulnya yaitu : monoterpen,
seskuiterpen, diterpen, triterpen, tetraterpen dan politerpen yang
masing-masing terdiri dari 2,3.4. 6. 8 dan n satuan isoprene.
Rantai
molekul terpen dalam minyak atsiri merupakan rantai terbuka (terpen alifatis)
dan rantai melingkar (terpen siklis).
Minyak atsiri
adalah campuran berbagai persenyawaan organik yang mudah menguap, mudah larut
dalam pelarut organik serta mempunyai aroma khas sesuai dengan jenis
tanamannya. minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan, parfum,
minuman, penyedap makanan dan pestisida. Berdasarkan unsur penyusunnya,
komponen minyak atsiri terdiri atas dua golongan yaitu golongan hidrokarbon dan
“oxygenated hydrocarbon”.
Klasifikasi
Minyak Atsiri Hidrokarbon
Hydrocarbon/hidrokarbon
memiliki unsur-unsur hidrogen (H) dan karbon (C). Hidrokarbon terdiri atas
senyawa terpene. Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak atsiri sebagian
besar terdiri atas:
- monoterpen (2 unit isoprene),
- sesquiterpen (3 unit isoprene),
- diterpen (4 unit isoprene),
- politerpen,
- parafin,
- olefin dan
- hidrokarbon aromatik.
Komponen
hidrokarbon yang dominan menentukan bau dan sifat khas dari setiap jenis
minyak, sebagai contoh minyak jeruk mengandung 90% limonen. Oxygeneted
Hydrocarbon mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Yang termasuk oxygeneted hydrocarbon adalah persenyawaan alkohol, aldehida,
keton, oksida, ester dan eter. Ikatan karbon dalam oxygeneted hydrocarbon ada
yang jenuh dan ada yang tidak jenuh.
Minyak terpentin merupakan salah
satu minyak atsiri golongan hidrokarbon yang dihasilkan diIndonesia dan
diekspor sebagai salah satu sumber devisa. Salah satu komponen utama penyusun
minyak terpentin adalah α -pinena yang bervariasi dari 70-85%. Perlu dilakukan
derivatisasi α -pinena sehingga dapat lebih bermanfaat dan bernilai ekonomi
lebih tinggi, misalnya sebagai bahan baku obat-obatan dan parfum. Pada umumnya
minyak terpentin tersusun oleh campuran isomer tidak jenuh, hidrokarbon monoterpena
bisiklis (C10H16) yaitu (a) α-pinena, (b) β-pinena, (c) Δ
–karena, dan (d) d-longifolena.
Minyak terpentin
dapat digunakan dalam berbagai macam bidang industri. Kegunaan minyak terpentin
dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Minyak terpentin dalam industri kimia dan farmasi seperti dalam sintesis kamfer, terpineol dan terpinil asetat.
- Minyak terpentin dapat digunakan sebagai thiner (pengencer) dalam industry cat dan pernis.
- Minyak terpentin juga digunakan dalam industri perekat dan pelarut lilin.
α-Pinena
α-Pinena atau
2,6,6-trimetil bisiklo [3.1.1]-2-heptena dengan rumus molekul C10H16 adalah
cairan yang tidak berwarna dengan bau karakteristik seperti terpentin. Rumus
strukturnya terdiri atas dua cincin yaitu siklobutana dan sikloheksena, maka
dari itu α-pinena termasuk bisiklis. α-Pinena merupakan senyawa monoterpena,
yaitu senyawa hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai 10 atom karbon dimana satuan
terkecil dalam molekulnya disebut isoprena. α-Pinena mempunyai kegunaan yang
penting sebagai pembuat lilin, sintesis kamfer, pembuatan geraniol dan
sebagainya.
Identifikasi dan Isolasi/Preparasi
Minyak atsiri.
Salah satu cara identifikasi komponen minyak atsiri adalah dengan
kromatografi gas (GC). Kromatografi gas adalah tehnik pemisahan suatu persenyawaan
yang mudah menguap didasarkan pada distribusi antara dua fasa yaitu fasa tetap
(stationer) dan fasa bergerak (mobil).
Identifikasi kandungan minyak atsiri dari suatu tanaman dapat diketahui
melalui bau dan rasa. Identifikasi secara kimia dapat dilakukan dengan
pemberian satu tetes asam sulfat pekat pada serbuk buah simplisia akan
memberi warna ungu kemerahan.
Ekstraksi. untuk mendapatkan minyak atsiri dapat dilakukan dengan cara destilasi . Destilasi atau
penyuliangan adalah suatu proses penguapan yang diikuti pengembunan. Destilasi
dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain
tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih tinggi). Pada metode
ini uap air digunakan untuk menyari simplisia dan dengan adanya pemanasan kecil
uap air tersebut menguap kembali bersama minyak menguap dan dikondensasikan
oleh kondensor sehingga terbentuk molekul – molekul air yang menetes ke dalam
corong pisah penampung yang telah diisi dengan air. Penyulingan dilanjutkan hingga
sempurna.
Biosintesis
minyak atsiri hidrokarbon
Secara
umum, biosintesa dari terpenoid dengan terjadinya 3 reaksi dasar yaitu :
- Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat
- Penggabungan kepala dan ekor dua unit isoprene akan membentuk mono-, sesqui, di-, sester-, dan poli-terpenoid.
- Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan steroid.
0 komentar:
Posting Komentar