Minggu, 22 Januari 2012

Sinopsis Flower Boy Ramyun Shop Episode 4


Judul : Flower Boy Ramyun Shop/Flower Boy Ramen Shop
Genre : Romance, Comedy
Episodes: 16
Broadcast : 31 Oktober -20 Desember 2011 on tvN
Director: Jung Jung Hwa 
Screenwriter: Yoon Nan Joong 

Cha Chi Su mendatangi Eun Bi dan melihatnya menangis sendirian.Di perjalanan pulang Ia memikirkannya, Eun Bi mengingatkannya pada ibunya. Ia kemudian memutar balik mobinya dan kembali ke toko. 



Tapi Ia menemukan Eun Bi tak lagi sendiri, Ia sedang memeluk seorang pria. Chi Su menyesal telah menangis untuk Eun Bi dan menyeka air matanya dengan sapu tangan. Ia lalu menjatuhkan sapu tangan itu dan pergi.



Chi Su lalu mengunjungi kafe tempat Hyun Woo bekerja, sambil melamun Ia menjelaskan tentang bagaimana seseorang yang ditinggal meninggal dan menangis di pelukan orang lain. Hyun Woo berkata "mungkin Ia hanya menghiburnya". Chi Su memikirkan jawaban itu "menghibur.....".



Dong Joo menelpon Eun Bi untuk menanyakan keadaannya. Eun Bi berkata bahwa Ia baik-baik saja dan akan berangkat ke sekolah dari sana. Dong Joo berkata bahwa Ia harus menemui kepala sekolah dan harus menulis laporan kerena tindak kekerasan pada siswa dilarang, apalagi Eun Bi melakukannya pada Cha Chi Su. Eun Bi lalu masuk ke kamar mandi. Ia berhenti sejenak ketika melihat sikat gigi ayahnya yang sedikit rusak. 

Sementara itu Cha Chi Su juga telah bersiap sekolah. Ia lalu menemui ayahnya yang tengah rapat bersama  rekan kerjanya. Ia menyakan tentang bagaimana cara untuk menghibur seseorang, Ia menjelaskan bahwa misalnya jika seseorang meninggal dunia. Salah seorang rekan ayahnya berkata "kau harus memberi mereka uang dan bunga". Chi Su menggeleng, Ia berkata tentang sesuatu yang membuat nyaman. Rekan kerja lainnya memberi saran untuk memberi uang dan bunga dalam jumlah double. 
  

Eun Bi juga sudah siap. Ia sama sekali tidak menyadari keberadaan Kang Hyuk yang sedang tidur di bawah tangga. Ia lalu keluar rumah dan mendapati kaos kaki di depan pintu, Eun Bi memungut dan menbauinya. "Uhh, kaos kaki ini punya siapa?". 



Sebenarnya kaos kaki itu milik Kang Hyuk. Beberapa saat kemudian Kang Hyuk terbangun, ia memperhatikan foto Eun Bi. 



Setelah menemukan kaos kaki, Eun Bi kembali menemukan benda lainnya yang tergeletak. Sebuah sapu tangan. Ia kembali membauinya dan Ia segera mengenalinya, “Cha Chi Soo?!” 

Pagi ini, Chi Soo memang berbeda, Ia juga memperlakukan seorang karyawan wanita ayahnya dengan baik

Eun Bi memegang kaos kaki di satu tangan dan saputangan di tangan yang lain. Ia agak bingung. 



Sementara itu Kang Hyuk telah berdiri di atap dan meregangkan badannya. Ia melihat Eun Bi dan melambai padanya, tapi Eun Bi tidak melihatnya.



Di kafe, Eun Bi kembali memakai name tagnya. So Yi yang tengah bersama teman-temannya melihatnya. So Yi kemudian menghampirinya. Ia duduk didepan Eun Bi dan meminta maaf atas tindakan Chi Soo kemarin. Eun Bi menatapnya dengan penasaran, bertanya-tanya kenapa ia meminta maaf untuk sesuatu yang diperbuat Chi Soo. 
 
Eun Bi kemudian berkata  "Nona Lili, kelihatannya meminta maaf begitu mudah buatmu." So Yi bertanya "Apa ada sesuatu yang tidak kau sukai dariku?" Eun Bi berkata bahwa caranya memperlakukan Ba Wool sangat tidak disukainya, juga permintaan maafnya untuk kesalahan Chi Su. Eun Bi berkata ketika ia melihat So Yi dan Chi Su, Ia merasa mereka tidak tahu mana benar dan salah.

So Yi tersenyum dan membalasnya. "Kalau begitu, Guru harus ikut ujian kepolisian. Guru mengikuti ujian guru untuk menjadi guru yang baik kan? Bukankah karena kau khawatir dengan hidupmu dan kau ingin memiliki pekerjaan yang bisa menghidupimu secara baik. Karena itu, kau menjadi guru, bukan? Aku mendengar kau bahkan mengobarkan permainan volimu. Kau seharusnya tahu bagaimana sulitnya menjadi  atlet. Itulah mengapa aku menyukai Chi Su. Dia membuat segalanya menjadi mudah. Aku pikir, ini yang terbaik, kalau kau meminta maaf pada Chi Su. Chi Su tidak jahat, kau tidak boleh memukuliinya. Maaf sudah mengatakan semua ini" Ia kemudian pergi meninggalkan Eun Bi.



Di dalam kelas, Hyun Woo membantu Chi Su membetulkan kata-kata turut berduka cita pada sebuah amplop. Sementara Eun Bi sedang menemui kepala sekolah yang menyuruhnya menulis surat pengakuan bersalah dan permintaan maaf kepada Cha Chi Su.



Mereka bertemu di koridor. Eun Bi dengan enggan akhirnya meminta maaf. Tapi Chi Su memberikan amplopnya dulu. Eun Bi bertanya apa itu dan Chi Soo menyuruhnya untuk mengambilnya, menunggu ucapan terimakasih darinya dengan sebuah senyuman.
 
Eun Bi membukanya dan masih tidak mengerti kenapa ada banyak uang didalamnya. Chi Su kemudian menjelaskan bahwa itu karena ayahnya mati dan untuk mempertimbangkannya sebagai fasilitas pegawai, jadi Ia menyuruh Eun Bi menerimanya. 
 


"Ambillah kembali Tuan Chi Su " Eun Bi berusaha untuk memanggilnya dengan sopan dan mengembalikan uang itu
"Kenapa? Oh, apa tidak cukup? Yah, sepertinya kau tidak sendirian. Tapi aku kira itu tidak cukup." jawab Chi Su sambil mengeluarkan uang lainnya dari saku bajunya dan mulai menghitung.

Eun Bi berkata dengan terbata-bata, “ Karena telah mempermalukanmu…..maaf…”. Tapi ia kemudian teringat kata-kata ayahnya untuk mendengarkan kata hatinya, jadi walaupun kau tidak punya apa-apa, kau masih bisa mengangkat kepalamu tinggi-tinggi.
Ia melihat amplop itu dan menyelesaikan perkataannya, “…..maaf? Ya benar!” Eun Bi menampar Chi Soo dengan amplop ditangannya. Amplop itu melempel di pipi Chi Su, sementara uang yang Chi Su pegang bertebaran dan siswa-siswa lain berebutan memungutnya.
 




Eun Bi mengkoreksi kata-kata Chi Su, bahwa  Ia harusnya mengatakan meninggal bukannya mati dan berbalik pergi. Chi Su tentu saja sangat marah. Ia berteriak, “Guru magang! Berhenti!”. Chi Su menarik amplop dari pipinya dan itu meninggalkan noda tinta di wajahnya. Ia berkata kalau  yang pertama hanya peringatan dan kalau yang kedua kali, Ia akan memecat Eun Bi. 
"Dipecat? Tidak. Siapa yang akan dipecat? Aku akan keluar sebelum itu. Eun Bi kemudian melepas name tagnya dan melemparkannya ke lantai. Chi Su bingung, ia ingin tahu kenapa Eun Bi melakukan ini, “Aku menerima permintaan maafmu dan memberi hiburan! Jadi kenapa….”


Eun Bi: “Kenapa aku memukulmu lagi? Apakah kau sekarang penasaran kenapa kau dipukul?”
Chi Su sangat ingin tahu alasannya. Eun Bi mencondongkan badan ke arahnya, “Alasan kenapa kau dipukul…..Apa kau pikir aku akan memberitahumu?”
“Apa?!” bentak Chi Su. 
“Tentu saja aku tidak akan memberitahumu. Jadi kau bisa mati penasaran.” kata Eun Bi. Ia memberitahunya kalau orang seperti dirinya tidak akan mengerti juga, karena ia tidak mengerti perbedaan antara omong kosong dengan pasta kedelai ataupun benar dan salah. Eun Bi melangkah pergi.
 
Chi Su berteriak menyuruhnya berhenti. Eun Bi berbalik, Ia menudingkan salah satu jarinya lurus ke Chi Su. “Kau benar-benar busuk hari ini. Terutama disana.” Ia menunjuk noda di wajahnya, “Noda itu tertinggal di wajahmu. Ups.” Eun Bi menggunakan kata busuk/bau yang artinya menjijikkan dan juga bau. Ia kemudian pergi dengan tersenyum puas dan Chi Su sangat marah.
 




Eun Bi berjalan meninggalkan sekolah. Ba Wool meneriakinya dari belakang. "Noona kau benar-benar keren, Paku Eun Bi belum mati!” Eun Bi mencium jempolnya dan melambaikannya pada Ba Wool dan Ba Wool pun melakukan hal yang sama.




Saat berada diluar gerbang, Eun Bi membentangkan tangannya ke udara, seperti beban berat telah terangkat dari pundaknya dan menyanyi, “Sekarang….Aku….”
Hehehe....faktanya ternyata kebalikannya, adegan berganti. Eun Bi menangis sambil makan. “Sekarang, bagaimana aku hidup dan makan?” Ia tengah bersama Dong Joo dan Pelatih Seo. Dong Joo menasehatinya seharusnya Ia menahan harga diri dan meminta maaf. Eun Bi bertanya apa yang harus Ia lakukan sekarang?


Apa maksudmu! Kau hanya perlu mendaftar jadi guru di sekolah lain tahun depan." jawab pelatih Seo.
Seorang guru dipecat dari sekolah Chi Su, kau pikir ada sekolah yang akan menerimanya? Dan bahkan jika mereka mempekerjakan Eun Bi, kau pikir semua akan berakhir seperti apa. Bagaimana kau akan menghidupi dirimu sekarang?" jawab Dong Joo.
Ayah Chi Su bertanya pada sekretarisnya apa yang dikatakan rumah sakit dan mendapatkan laporan kalau memerlukan beberapa sesi untuk menghilangkan semua bekas tinta itu. Ayahnya berkata “Untungnya bisa dihilangkan. Luka yang ditinggalkan oleh seorang wanita, tu bertahan seumur hidup.”
Chi Su berbaring di tempat tidurnya dengan bungkusan es menempel diwajahnya. Ia lalu duduk. dan masih merasa sangat jengkel.


Esoknya, Eun Bi berkeliling di kota untuk menyebarkan brosur les. Ia kemudian menerima telpon dari seseorang dan bergegas menemuinya. Ternyata ayah Chi Su. Presdir Cha memintanya untuk kembali ke sekolah dan ia akan berkata kalau ia sudah mendengar permintaan maaf karena telah mempermalukan Chi Su. Tapi.......


 "Jawabanku adalah. . . Aku menolaknya." jawab Eun Bi.
Ayah Chi Su bertanya "Kenapa? Kenapa begitu?".Eun Bi menjelaskan bahwa Ia menduga Chi Su merasa malu karena ia berhenti karena keinginannya sendiri dan ingin mengembalikan posisinya untuk memecatnya secara pribadi, “Aku tidak mau terlibat dalam permainan Chi Su lagi.”
Secara tidak sengaja Eun Bi memecahkan sebuah cangkir, ia pun menawarkan diri untuk membayarnya. Presdir Cha berkeras kalau itu bukan hal besar, tapi Eun Bi bertanya kepada pelayan berapa harganya. Ternyata harganya $3500 sebuah. Eun Bi kaget seperti terkena serangan jantung saat mendengarnya. Ayah  Chi Su meyakinkannya bahwa hal ini tidak apa-apa, karena mereka punya ratusan cangkir yang sama di rumah. “Tapi didalam rumah ini, ada satu yang tidak boleh pecah, Cha Chi Su. Walaupun semua barang yang lain pecah, yang penting bukan Cha Chi Su, tidak satu rambut pun, bahkan kuku  tidak boleh rusak. Cha Chi Su yang kau pukul dua kali dan kau sakiti perasaannya.” Ia menawarkan untuk memberinya apa saja asalkan ia kembali ke sekolah, tapi Eun Bi tetap menolak sampai akhir.
 
Di lift, Eun Bi memaki sendiri karena melepaskan kesempatan emas hanya karena harga dirinya. Ia bertemu dengan dua orang wanita yang sangat senang mendapatkan saputangan dari Chi Su. Setelah keluar, Ia kembali masuk ke dalam lift untuk menempelkan brosur lesnya. 
Chi Su mendapat telpon dari ayahnya tentang penolakan Eun Bi. Ia sangat marah, dengan memanggil ayahnya Presdir, seperti seorang karyawan. Ia berteriak meminta Eun Bi dibawa ke depannya dan ketika ayahnya berkata kalau itu tidak bisa dilakukannya, ia ternganga, “T-tidak bisa dilakukan? Di dunia ini apa yang tidak bisa dilakukan? Di dunia ini apa yang tidak bisa kau lakukan?”
Ia berdiri, dan ternyata Ia menerima telpon didalam kelas ditengah-tengah pelajarannya.
 

So Yi gagal terpilih menjadi salah satu pemeran utama dalam pementasan. Ia menelpon Ba Wool, merengek bahwa Chi Su tidak menjempunya dan ia membutuhkan tumpangan. Ba Wool memberitahunya untuk tidak menelponnya lagi. Ia juga akan mengganti nomor telponnya. 
Chi Su berkeliling kota dan menelpon pamannya yang seorang polisi untuk melacak Eun Bi. Pamannya menduga kalau sekarang ia sedang mencari pekerjaan mengajar atau makan ramen instan di sebuah minimarket….dan Chi Su menemukannya.

 
Eun Bi benar-benar sedang makan ramen di depan minimarket ketika tiga orang anak SMA  menghampirinya dan mencoba mengusirnya dari sana karena mereka bisa duduk makan ice cream. Mereka meminta Eun Bi untuk membelikan mereka rokok dan Eun Bi memarahinya layaknya seorang guru.
 

Sebungkus besar rokok mahal tiba-tiba terlempar ke atas meja. Anak-anak itu menjadi senang dan segera mengambilnya dan pergi. Ya, Chi Su yang melakukannya. Ia kemudian duduk di depan Eun Bi.

"Yang barusan itu. . . apa yang kau lakukan?" tanya Eun Bi.
Chi Su berkata dengan nada sombong,  "Tak usah berterima kasih. Aku melakukan ini hanya karena aku tak ingin orang bodoh lainnya menyentuh mangsaku. Jadi ini yang kau lakukan setelah meninggalkan sekolah?"

Tapi Eun Bi kesal karena Chi Su telah memberikan rokok kepada anak SMA. Ia kemudian berlari dan berhasil merebutnya kembali. Rokok itu Ia lemparkan ke jalan dan hancur terlindas mobil. Anak-anak itu menjadi marah dan mengejar Eun Bi. Akhirnya Ia memilih naik ke mobil yang sedang dinyalakan Chi Su.

Chi Su membawanya ke tepi sungai. Chi Su bertanya apakah Ia akan tetap seperti itu?. Tapi, Eun Bi memarahinya karena telah membelikan rokok. Chi Su dengan menutup mereka dengan rokok maka mereka akan pergi. 

Eun Bi lalu berkata, “Dengar Cha Chi Su. Aku hanya akan mengatakannya sekali. Siswa SMA tidak boleh merokok. Penghiburan adalah sesuatu yang tidak bisa kau hitung dengan uang dan mempermainkan perasaan orang, melemparkan umpan ketika kau tidak serius, mendekati seseorang yang bahkan kau tidak tertarik, karena itu kau layak mendapat pukulan".
 
"Oh, jadi karena itu?” Chi Su tampak mengerti dengan apa yang dikatakan Eun Bi. Ia pun  berbalik menghadapnya, “jadi, orang yang memukulku bukanlah seorang guru magang tapi....orang itu adalah Yang Eun Bi? Bukan seorang guru, tapi seorang wanita?”


 
Chi Su mencondongkan badannya mendekat. Merasa bingung, Eun Bi menjauhkan dirinya. Chi Su berkata "Karena aku mendekatimu seperti ini...Membuat jantungmu berdetak, kacau, sakit. Karena kau melihatku sebagai seorang laki-laki. Jadi...."

Eun Bi berbisik padanya, "Jadi, Kau...Benar-benar bau. Kalau kau ingin menggoda noona ini, kenapa kau tidak mengganti parfummu dulu, anak SMA."
"Kau benar-benar tidak takut apapun?. Guru rendahan sepertimu, kenapa terlalu percaya diri?Ah, aku tau, kau sudah memiliki pria lain kan?" jawab Chi Su.
"Apa? Pria?" tanya Eun Bi.
"Lalu, orang yang memelukmu saat itu. Apa dia tiang listrik dan bukan seorang pria? Kenapa? Hatimu, cintamu. . . Itu membuatmu malu?" ejek Chi Su.
"Benar, Aku mungkin tidak tahu siapa pria itu. Tetapi aku yakin ia lebih baik daripada dirimu. Lebih baik daripada siswa SMA yang hanya bau karena parfummu itu." 



Eun Bi keluar dari mobil dan dengan sebuah jeritan, Chi Su pergi meninggalkan Eun Bi di pinggir sungai untuk kedua kalinya.
 
Chi Su lalu bersama So Yi. Gadis itu bertanya apa sesuatu terjadi. So Yi berkata kalau sesuatu terjadi padanya dan meminta Chi Su untuk memeluknya. Chi Su menurut. Ia kemudian berpikir dan berkata, “Aku akan menciummu.” So Yi menutup matanya dan menunggu, tapi Chi Su berhenti di dekat bibirnya, menatapnya seperti ada sesuatu yang tidak benar. Ia akhirnya berkata, “Apa bau parfumku sangat tidak enak?”

 

So Yi pulang ke rumahnya dan menemukan Ba Wool menunggunya. Ba Wool berkata bahwa Ia mendatangi studio tari tapi tidak melihantnya. Ba Wool berkata senang melihatnya pulang dengan selamat, jadi ia bisa pergi sekarang. So Yi lalu memeluknya. Ia berguman “Ini Ba Wool. Ini aroma Ba Wool.” 


Ternyata kunci rumah Eun Bi tertinggal di mobil Chi Su. Tapi, anehnya rumahnya tidak terkunci. ia masuk dan mendapati meja makannya telah penuh dengan makanan tapi Ia tak melihat siapapun disana. Ia menelpon Dong Joo untuk mengkomfirmasi apakah ia yang menyiapkannya. Eun Bi pun makan dengan bahagia. Sementara itu, di dibelakang di pojok, Kang Hyuk tidur dengan sebelah kaos kaki.
  
 
Chi Su telah sampai di kamarnya. Ia mendapati kunci rumah dan sebelah kaos kaki yang tertinggal  di mobilnya. Ia mebaui kaos kaki itu dan melihat foto di kunci rumah Eun Bi.
 
Ia lalu menemui Hyun Woo.
Guru?" tanya Hyun Woo.  "Dari yang aku dengar dia tinggal direstoran sendirian sejak dia berhenti dari sekolah."
Chi Soo memberikan plastik berisi kunci dan kaos kaki pada Hyun Woo. "Karena itu, pergilah berikan ini padanya." suruh Chi Soo.
"Aku?" tanya Hyun Woo heran.

Chi Su menjelaskan bahwa itu karena Hyun Woo ketua kelas. Tapi Hyun Woo merasa itu sulit karena Ia harus shift malam. Jadi Chi Su menyuruhnya untuk pergi pagi-pagi membawanya. Tapi Hyun Woo menakutinya.
"Aku harap dia tidak tidur di luar karena dia tidak punya kunci. Kalau ia tidur di luar seperti ini dia akan membeku."
"Tapi apakah guru magang benar-benar hidup sendiri? Apakah dia tidak punya saudara atau siapapun?" tanya Chi Soo memastikan.
"Ya, Aku mendengar dia tidak memiliki saudara. Tapi Apa isi di plastik itu?" tanya Hyun Woo.
Kang Hyuk terbangun dan mengecek  Eun Bi. Ia menemukannya telah tertidur. Ia masuk ke kamar Eun Bi, membetulkan selimutnya dan juga melepaskan kacamatanya. Saat hendak keluar, Ia melihat saputangan Chi Su di meja dan mengambilnya.


Chi Su tiba di rumah Eun Bi. Ia masuk dan memanggil-manggil guru magang, tapi Kang Hyuk yang keluar, dengan mengenakan saputangan Chi Su sebagai ikat kepala. Kang Hyuk menatap Chi Su dan melihatnya memegang kaos kakinya. Keduanya tampak sama bingungnya.

Chi Su menanyakan dimana guru magang dan Kang Hyuk berkata kalau “istrinya” sudah tidur. 
"Istrimu meninggalkan ini." Chi Su menunjukkan plastik berisi kaos kaki dan kunci. "Berikan ini pada Guru magang. Ingatkan padanya, kalau dia mengandalkan kaus kaki bau dan restoran miliknya. Dia akan kacau. Katakan padanya untuk kembali ke sekolah, kalau tidak dia tidak akan pernah menjadi guru di tempat manapun di Korea. Sampaikan pesanku ini pada dia. Pada ISTRIMU."
Chi Su berbalik pergi tapi Kang Hyuk bergumam bahwa ia tidak punya bau. 


Chi Su berbalik  “Apa yang kau katakan?” Kang Hyuk langsung mendekatinya dan mencium baunya.

 
Kang Hyuk: “Mmm, tidak berbau. Bahkan bawangpun punya bau, tapi kau tidak Park Chi Su. Tidak ada bau rumah berbau, bau beras, dan bau Ibu. Park Chi Soo, apakah kau juga makan?”

Chi Su merasa terhina, Ia mengambil bawang dan melemparkannya ke lantai, “Sudah cukup untuk punya satu guru magang yang sombong. Namaku bukan Park Chi Su. Namaku Cha Chi Su!” bentaknya. Kang Hyuk hanya tersenyum.


bersambung ke episode 5......




1 komentar:

  1. This is a better-quality article as they all are. I make fun of been wonder wide this an eye to some beat now. Its great to receive this info. You are fair and balanced.
    Ford Contour AC Compressor

    BalasHapus

Dunia Kecil crybabyzz, A Little Wordl with Great Dreams...Hope you'll enjoy it... Gamsa hamida.....!!!! Annyeong.....!!!!